Kilas Balik Kejayaan Hingga Keruntuhan Kerajaan Mataram Kuno

Kerajaan-kerajaan yang ada di Indonesia begitu banyak. Membahas agungnya sejarah kerajaan, tentu tak lepas dari Mataram Kuno. Sejarah kerajaan Mataram Kuno begitu menarik dibahas. Salah satunya karena faktor wilayahnya yang kerap berpindah-pindah. Hal ini pula yang membuat namanya sering berganti.

Kerajaan yang eksis sejak abad ke-8 Masehi sampai 11 Masehi ini berada di kawasan yang dekat dengan Yogyakarta. Bahkan saking seringnya berpindah tempat, sempat disebut pula sebagai Kerajaan Medang. Yuk simak ulasan selengkapnya untuk sejarah Kerajaan Mataram Kuno berikut ini.

Menelisik Sejarah Kerajaan Mataram Kuno

Kerajaan besar ini berdiri setelah keruntuhan Kerajaan Kalingga. Bhumi Mataram sendiri merupakan sebutan lama untuk kawasan Yogyakarta dan sekitarnya yang menjadi salah satu peninggalan kerajaan ini. Berikut ulasan sejarahnya.

  1. Awal Berdiri

Mataram Kuno memiliki catatan sejarah dari prasasti serta Carita Parahyangan. Hal inilah yang membuat penulusuran sejarahnya semakin menarik. Kerajaan ini pertama didirikan oleh Raja Sanjaya.

Mengandalkan sektor perdagangan, serta perluasan wilayah yang masif, Mataram Kuno berhasil eksis menjadi negara yang adidaya. Banyak peninggalan prasasti yang menjadi bukti sejarah awal berdirinya kerajaan ini.

  1. Lokasi yang Berpindah

Periode kepemimpinan Mataram Kuno bisa dilihat dari lokasi atau ibu kota pemerintahannya. Untuk periode awal bernama Kerajaan Medang dengan raja Sanjaya dan Sailendra sebagai pemimpinannya. Periode awal ini berlokasi di sekitaran Jawa Tengah.

Sedangkan untuk periode kedua berpindah ke Jawa Timur. Wangsa Isyana menjadi penguasa pada periode ini. Tahun 929 Masehi, perpindahan ke Jawa Timur dilakukan oleh Mpu Sindok. Banyak faktor yang menyebabkan adanya perpindahan lokasi.

Salah satunya adalah politik. Faktor ini memang sangat berpengaruh terhadap pergolakan kepemimpinan. Perebutan kekuasaan menyebabkan kesatuan wilayah terancam. Selain itu, adanya bencana alam Gunung Merapi yang meletus menjadi sebab kerajaan berpindah.

Potensi ancaman dari negara lain juga masuk ke dalam sebab perpindahan. Kerajaan Sriwijaya yang gencar berekspansi memang mengancam Mataram Islam. Ketiadaan pelabuhan juga membuat Mataram sulit menjalin kerja sama dengan negara lain. Hal inilah yang menjadi dasar lain pencarian lokasi yang strategis.

  1. Ibu Kota yang Berpindah

Seiring dengan berpindahnya wilayah, ibu kota Mataram Kuno juga kerap berpindah-pindah. Masa Rakai Pikatan, ibu kota kerajaan ada di Mamrati. Sedangkan di era Dyah Balitung atau Rakai Watukura, pemindahan ibu kota menuju Poh Pitu. Era Rakai Sumba memindahkan ibu kota kembali ke Bhumi Mataram.

Wilayah Mamrati serta Poh Pitu berada di kawasan Yogyakarta dan Magelang. Setelah itu, pemindahan ibu kota hingga sampai ke Jawa Timur. Pusat pemerintahan di Jawa Timur ada di kawasan Tamwlang. Masa berganti, pusat pemerintahan di Jawa Timur pindah ke Watugalah.

  1. Pemerintahan Dua Dinasti

Sejarah mencatat bahwa Kerajaan Mataram Kuno diperintah oleh dua macam dinasti. Dua dinasti tersebut adalah Dinasti Sanjaya serta Dinasti Syailendra. Keduanya memang bisa memerintah bersama. Akan tetapi perebutan kekuasaan tetaplah tidak terelakan.

Pemerintahan Dinasti Sanjaya berhasil melahirkan penerus yang andal. Mulai dari Rakai Sanjaya, Sri Rakai Pangkaran, Rakai Pikatan, hingga Dyah Balitung. Sementara Dinasti Syailendra memiliki penerus mulai dari Bhanu hingga Wisnu.

Raja Wisnu berhasil menegakkan Dinasi Syailendra. Hal inilah yang membuat klan Sanjaya berada di bawah dinasti tersebut. Samaratungga pun lahir dari klan Syailendra yang merupakan salah satu raja terbesar Mataram Kuno.

  1. Pemulihan Otoritas Sanjaya

Era Syailendra memang membuat Dinasti Sanjaya berada sebagai bawahan. Pemerintahan Samaratungga yang berasal dari Klan Syailendra berhasil membawa Mataram Kuno berada di puncak kejayaan. Sepeninggal beliau, Rakai Pikatan berhasil naik tahta.

Rakai Pikatan sendiri berasal dari klan Sanjaya. Naik tahtanya Rakai Pikatan membuat otoritas Sanjaya kembali. Tentu saja hal ini juga menjadi salah satu cikal bakal Mataram Kuno runtuh karena perebutan kekuasaan terus berlangsung.

  1. Kehidupan di Era Kerajaan Mataram Kuno

Sistem kasta berlaku dalam era Kerajaan Mataram Kuno. Hanya saja, penerapannya tidak begitu ketat. Toleransi antar masyarakatnya juga terbilang baik. Ekonomi masyarakat kerajaan ini bergantung pada bidang pertanian. Letaknya yang berada di kawasan pegunungan, membuatnya cocok sebagai wilayah agraris.

Selain itu, pemerintah saat ini sangat gencar dalam membangun ekonomi. Era Mataram Kuno pun berhasil membangun jaringan irigasi yang maju. Selain pertanian, perdagangan juga menjadi sektor maju. Sektor satu ini menggeliat guratnya di era Dyah Balitung.

Era raja tersebut memerintahkan pendirian pusat-pusat perdagangan. Tujuannya agar ekonomi semakin meningkat. Hal ini juga berguna agar kegiatan pertanian semakin maju dengan adanya perdagangan yang mandiri dan maju.

Selain itu, secara kebudayaan juga terbilang maju. Kompleks Dieng merupakan salah satu bukti peninggalan Mataram Kuno. Walaupun termasuk kerajaan yang kurang dalam hal armada laut, nyatanya Mataram Kuno berhasil meraih kejayaannya.

  1. Keruntuhan

Seperti yang telah disinggung sebelumnya mengenai dua dinasti, ternyata keduanya menjadi cikal bakal keruntuhan kerajaan Mataram Kuno. Naiknya Rakai Pikatan dari klan Sanjaya menggantikan klan Syailendra ternyata menimbulkan polemik.

Rakai Pikatan terlibat perseteruan dengan Balaputradewa yang tak lain berasal dari Dinasti Syailendra. Balaputradewa menganggap tahta Mataram Kuno merupakan hak klan Syailendra. Perseteruan ini akhirnya turun-temurun, bahkan melibatkan Sriwijaya.

Perseteruan lainnya juga dilatarbelakangi kepentingan kekuasaan atas Selat Malaka. Pasukan Sriwijaya pun melakukan serangan ke Jawa di era kepemimpinan Dinasti Isyana. Pertempuran ini di Anjukladang, kawasan sekitar Nganjuk, Jawa Timur.

Akan tetapi serangan balik dilakukan di masa Dharmawangsa Teguh. Pasukan Mataram menyerbu Sriwijaya. Akan tetapi serangan dimentahkan oleh pasukan Sriwijaya. Akhirnya istana Mataram Kuno hancur dan menjadi akhir dari Kerajaan Mataram Kuno.

Raja-raja yang Pernah Memimpin Kerajaan Mataram Kuno

Kerajaan satu ini memang sangat unik. Wilayahnya berpindah-pindah sehingga sering berganti ibu kota. Selain itu, era kepemimpinannya pun dibagi menjadi dua sisi. Yakni era Jawa Tengah dan Jawa Timur. Keduanya menghadirkan raja-raja yang menarik untuk diketahui. Berikut ulasannya.

  1. Periode Jawa Tengah
Nama Raja Era Kepemimpinan
Rakai Mataram Sang Ratu Sanjaya 732 sampai 760 Masehi
Rakai Panangkaran 760 sampai 780 Masehi
Rakai Panunggalan 780 sampai 800 Masehi
Rakai Warak 800 sampai 820 Masehi
Rakai Garung 820 sampai 840 Masehi
Rakai Pikatan 840 sampai 856 Masehi
Rakai Kayuwani 856 sampai 882 Masehi
Rakai Watuhumalang 882 sampai 899 Masehi
Rakai Watukura Dyah Balitung 898 sampai 915 Masehi
Mpu Daksa 915 sampai 919 Masehi
Rakai Layang Dyah Tulodong 919 sampai 914 Masehi
Rakai Sumba Dyah Wawa 924 Masehi

 

  1. Periode Jawa Timur
Nama Raja Era Kepemimpinan
Rakai Hino Sri Isana 929 sampai 947 Masehi
Sri Lokapala 947 Masehi hingga 985
Makutawangsawardhana Tahun 985 Masehi
Dharmawangsa Teguh 985 sampai 1007 Masehi

ย 

Demikianlah ulasan mengenai sejarah kerajaan Mataram Kuno. Kerajaan satu ini masih satu garis keturunan dengan Mataram Islam. Bahkan pendiri Mataram Islam erat kaitannya dengan raja yang ada di Mataram lampau. Untuk informasi aneka sejarah lebih lengkap, Anda juga bisa langsung mengakses situs onoini.com.